Menghibur. Bisa jadi hal itu yang Anda kan dapati tatkala melihat atau menjalani prosesi pernikahan adat Sunda. Ya. bobodoran atau humor ala bumi Pasundan memang acapkali disisipkan dalam rangkaian prosesi. Tujuannya, apalagi kalau bukan sebagai pencair suasana. Meski begitu, hal tersebut tidak mengurangi nilai sakral yang ada. Seperti apa prosesi pernikahan adat Sunda? Berikut ulasannya.


Neundeun Omong

Penjajakan oleh keluarga pemuda pada keluarga gadis yang hendak dilamar. Pada kunjungan silaturahmi tersebut keluarga akan menanyakan apakah gadis yang hendak dilamar telah bertunangan dengan pemuda lain atau tidak. Jika belum, maka penjajakan untuk melamar anak gadis tersebut dilanjutkan. Kini, tahap ini sudah jarang dilakukan mengingat keduanya biasanya sudah saling kenal.


Narosan, ngalamar

Adalah prosesi lamaran untuk menindaklanjuti Neundeun omong. Pada kunjungan yang telah disepakati waktunya itu, keluarga calon mempelai pria beserta kerabat terdekat kadang sengaja membawa seorang yang sudah lanjut usia untuk mewakili atau sebagai juru bicara. Pada saat pelaksanaan, pihak keluarga calon pengantin pria menyerahkan Sirih lengkap dan uang pengikat (panyangcang) sebagai isyarat kesediaan pihak pria untuk ikut membiayai pernikahan. Selain itu, juga menyerahkan cincin meneng atau cincin belah rotan yang diberikan pada pihak wanita sebagai tanda ikatan. Penggunaan cincin sebagai barang lamaran ini adalah pengaruh budaya barat. Aslinya dahulu dipergunakan ikat pinggang dari kain pelangi atau kain polos berwarna hijau atau kuning keemasan, dan acaranya sendiri disebut pauker tameuh.


Seserahan (mawakeun)

Prosesi ini menandai penyerahan calon pengantin pria pada pihak keluarga calon pengantin wanita dengan membawa sejumlah perlengkapan untuk pernikahan. Seserahan dapat dilakukan sehari hingga seminggu sebelum pernikahan, namun sekarang umumnya dilakukan pada saat akan melakukan prosesi ngeyeuk seureuh. Dalam hal ini urutan prosesi diawali dengan seserahan lebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan ngeuyeuk seureuh.


Prosesi Jelang Akad Nikah

Ngebakan atau Siraman

Memandikan calon pengantin wanita agar bersih lahir dan batin sebelum memasuki saat pernikahan. Acara berlangsung pada siang hari di kediaman calon pengantin wanita. Bagi umat muslim, sebelum dimulai acara siraman terlebih dahulu diawali oleh pengajian atau rasulan dan pembacaan doa khusus kepada calon mempelai wanita. Hal yang sama dilakukan di kediaman calon pengantin pria. Prosesi yang tercakup dalam siraman adalah :

Ngecakeun Aisan

Calon pengantin wanita keluar dari kamar digendong oleh ibu secara simbolis. Ayah calon pengantin wanita berjalan di depan membawa lilin menuju tempat sungkeman.

Ngaras

Berupa permohonan izin calon mempelai wanita kemudian sungkem dan mencuci kaki kedua orang tua.


Pencampuran Air siraman

Kedua orang tua menuangkan air siraman ke dalam bokor dan mengaduknya. Terdiri dari air bunga setaman (tujuh macam bunga wangi).